Patutlah Kita Bangga Terhadap Indo Yang Sedang Maju Dibidang militer
ss-1
ss-4
ss-5
Sub Machine Gun
ss-13
7. Pesawat Tempur Pertama Indonesia ( T-50 Golden Eagle )
Pesawat Tempur Buatan Indonesia- Korsel
Akan tetapi, beberapa tahun belakangan ini, beberapa negara mulai mengalihkan perhatiannya ke pesawat buatan Indonesia, sebut saja Malaysia, Pakistan, UAE, Philipina, dan Korea Utara, serta beberapa negara lainnya. CN-235 tampaknya akan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas di beberapa tahun kedepan setelah lebih banyak negara yang sadar akan kehandalannya. Malaysia sendiri berencana memesan 4 pesawat tambahan untuk menambah jumlah pesawat CN-235 yang sudah mereka miliki (source)
T-50 Golden Eagle Pesawat Buatan Indonesia |
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akhirnya siap berkerja sama dengan Korea Selatan mengerjakan proyek pengembangan model pesawat tempur senilai US$8 miliar yang ditawarkan pemerintah negara tersebut kepada Indonesia.
Direktur Integrasi Pesawat PT DI Budiwuraskito mengemukakan sejumlah sarana dan prasarana yang dimiliki badan usaha milik negara (BUMN) tersebut mampu mengerjakan pesawat tempur sejenis T-50 Golden Eagle yang merupakan pengembangan pesawat oleh Korea Selatan-Amerika Serikat. belum bisa, tetapi kalau bergabung dengan Korea Selatan bisa terlaksana,” katanya kemarin.
PT DI memiliki pengalaman dalam bidang kualifikasi dan sertifikasi dalam memproduksi pesawat-pesawat yang berkecepatan rendah seperti CN-235.
Sementara itu, Korea Selatan berpengalaman dalam memroduksi pesawat berkecepatan tinggi atau melebihi kecepatan suara (1 mach) T-50 Golden Eagle.
“PT DI memiliki lahan, laboratorium, ruang perakitan, sumber daya manusia, dan lain-lain. Jadi sebetulnya tinggal penggabungan teknologi saja,” katanya.
Budi mengatakan pengembangan dan pembangunan model pesawat yang ditawarkan Korea Selatan baru untuk jenis tempur (fighter), sementara pengembangan model pesawat jenis lainnya seperti jenis stealth (siluman), belum masuk program.
Dia menilai kerja sama pengembangan pesawat tempur kemungkinan bisa diwujudkan pada tahun ini setelah pemerintah Korea Selatan memberikan lampu hijau atas program kerja sama. “Pemerintah Korea Selatan tinggal menunggu persetujuan parlemennya dalam program pengembangan pesawat ini,” katanya.
8. KCR 60 - M
PT PAL Mulai Tangani Alusista
Mendapatkan nafas baru baik dalam
bentuk dana bantuan maupun jajaran direksi, PT Penataran Angkutan Laut
(PAL) Indonesia langsung menggenjot kinerjanya dengan menangani
proyek-proyek yang telah mereka terima.
Menyerap instruksi dari kementrian
BUMN, perusahaan galangan kapal terbesar di Indonesia ini fokus untuk
menangani pesanan kapal dari kementrian pertahanan melalui Dinas
Pengadaan TNI Angkatan Laut. Saat ini, kedua pihak mulai melaksanakan
kesepakatan untuk membangun dua kapal tugboat (kapal tunda) dan tiga
kapal cepat rudal (KCR).
Direktur Utama PT PAL Indonesia M.
Firmansyah Arifin menyatakan, pembangunan lima kapal tersebut merupakan
kelanjutan dari kontrak yang telah diteken 20 desember 2011 lalu.
Seiring dengan pergantian jajaran direksi, proyek tersebut akhirnya
bisa terproses.
KRI Leuser 924, kapal tunda samudera yang saat ini dioperasikan TNI juga merupakan produksi dalam negeri. (photo : TNI AL)
"Saat ini, kami sudah mulai memulai
proses konstruksi kapal tunda pertama. Sedangkan kapal KCR sedang dalam
tahap desain," jelasnya dalam acara first steel cutting kapal tugboat
M276. Dengan kondisi ini, Firmansyah berharap kinerja PT PAL bisa
terpacu.
Realisasi akhir kedua kapal ini,
lanjut Firmansyah, ditarget pada juni 2013. " Sesuai kontrak, kapal
tugboat pertama selesai april tahun depan sedangkan kapal kedua harus
selesai di pertengahan juni tahun depan juga," ungkapnya.
Firmansyah merasa optimis bahwa
perusahaannya bisa mencapai target waktu. "Menurut pengalaman, kami
bisa mencapai tenggat waktu yang ada. Kami bukannya pertama kali
membangun tugboat," tegasnya.(adn/jpnn/rum)
9. ROBOT TEMPUR
Lembaga Pengkajian Teknologi (Lemjitek) TNI AD, Karangploso, Kabupaten Malang, mampu menciptakan robot tempur.
prototype robot tempur ini sudah beberapa kali diujicobakan,dan mampu menempuh jarak hingga 1 km dari pusat kendali. “Ukurannya 1,5 m kali 0,5 m dengan berat sekitar 100 kg. Robot ini memiliki mesin penggerak dua roda,dan mampu mengangkut beban hingga sekitar 150 kg, kecepatan maksimalnya bisa mencapai 60 km/jam,” terangnya. Robot yang diciptakan pada tahun 2009 dan belum memiliki nama ini, digerakkan dengan tenaga listrik dari dua baterei yang tersimpan di dalam bodi robot.
Dua baterei ini memiliki kekuatan 36 volt yang berfungsi untuk penggerak, dan 12 volt untuk sistem kontrolnya. Gunawan mengaku, kondisi robot ini belum sepenuhnya sempurna karena baru selesai proses perakitannya, kemungkinan masih sekitar 70-80% dari kondisi ideal yang diinginkan.
10. Rudal-Roket KENDALI
Walaupun, roket RX-420 masih jadi pertimbangan Departemen Pertahanan, apakah mampu menjadi salah satu senjata penangkal di darat yang dapat diandalkan sehingga, Indonesia tidak memerlukan armada kapal atau senjata perang lainnya, selain faktor biaya yang dominan besar.
ide produksi rudal dalam negeri mulai tercetus tahun 2005. Dana sebesar Rp 2,5 miliar digelontorkan untuk proyek pembuatan rudal pada tahun itu, dan bila itu terwujud Dephan akan menggandeng PT Pindad Indonesia, pabrik senjata dalam negeri yang melakukan penelitian hulu ledak kaliber 122 milimeter. Saat ini, LAPAN telah berhasil meluncurkan roket dengan kekuatan jarak tempuh 100 kilometer, dan memiliki kecepakatan luncur awal 4 kali kecepatan suara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar