Sekitar tahun 70-an, beberapa bukit di Utara San Francisco, Amerika Serikat,
selalu diramaikan dengan raungan sepeda motor. Sejumlah remaja memilih lereng
gunung sebagai arena kebut-kebutan. Salah satu tempat favorit mereka adalah
Mount Tamalpais. Bagi para pengebut ini, kenikmatan yang diperoleh saat melaju
menuruni lereng bukit berbeda dengan saat berpacu di sirkuit motor. Semakin
hari penggemar kebut lereng ini semakin banyak. Pemerintah setempat mulai
cemas, karena selain menimbulkan kebisingan, kegiatan ini juga menyebabkan
erosi dan merusak persediaan air tanah di perbukitan itu. Dengan berbagai
pertimbangan tersebut, akhirnya pemerintah San Francisco melarang kegiatan
kebut lereng ini. Larangan itulah yang kemudian menjadi cikal bakal olah raga
sepeda gunung atau mountain bike.
Sepeda downhill di era kemunculannya
Karena sudah terlanjur ketagihan, para pebalap ini mencari jalan lain agar
tetap bisa meluncur menuruni bukit, tanpa harus melanggar larangan pemerintah
setempat. Akhirnya mereka memilih sepeda. Untuk menghemat waktu dan supaya
tidak terlalu meletihkan, ketika menaiki bukit sepeda diangkut dengan mobil
pick-up atau truck. Dari puncak bukit, sepeda kemudian ditunggangi menuruni
bukit melalui medan yang unik dan mengasyikan. Kegiatan semacam ini mereka
namakan downhill (turun bukit). Pada awalnya berbagai macam sepeda diikutsertakan,
tetapi karena medannya cukup berat, banyak sepeda yang menjadi korban dan
hancur, sehingga tidak bisa dipakai lagi. Sepeda yang cocok untuk kegiatan
semacam ini adalah sepeda yang kuat dan memiliki tapak ban yang lebih lebar
dibandingkan ban sepeda biasa. Satu-satunya sepeda yang memenuhi persyaratan
itu adalah sepeda Schwinn Excelsior. Sepeda yang sebenarnya sudah diproduksi
sejak tahun 1933 ini menggunakan konstruksi yang sederhana tapi kokoh
penampilannya. Perancangnya adalah Ignaz Schwinn, seorang imigran dari Jerman.
Desainnya yang sederhana sangat disukai oleh para loper koran. Pada saat itu,
hampir semua loper koran di Amerika menggunakan sepeda Schwinn.
Joe Breeze saat ini dengan sepeda the
Breezer Series I
Kemudian bermunculan sepeda-sepeda yang lebih canggih, menawarkan gigi percepatan
dan body yang lebih ringan. Excelsior mulai tergeser. Anak-anak muda lebih
menyukai sepeda BMX dan semacamnya. Tahun 1941, produksi Excelsior dihentikan.
Setengah abad kemudian, sepeda Excelsior mulai dilirik kembali. Tetapi muncul
masalah, ketika menuruni bukit, rem Excelsior sering mengalami over heating.
Pemilik sepeda harus membuka rumah rem dan mengganti gemuk atau stempet yang
sudah mencair dengan yang baru. Masalah lain, banyak para pesepeda merasa bukan
pesepeda sejati dan kurang sreg dengan pengangkutan sepeda menggunakan
kendaraan lain ke atas bukit. Gary Fischer, seorang pesepeda downhill mania,
kemudian memasang gigi percepatan, sehingga sepedanya bisa naik ke atas bukit
tanpa harus menggunakan kendaraan lain. Downhill mania lainnya, Joe Breeze dari
California, merancang body sepeda khusus untuk naik turun gunung. Dua pesepeda
inilah yang melahirkan sepeda gunung generasi pertama.
Joe Breeze di masa mudanya denga
sepeda the Breezer Series I
J
oe Breeze adalah salah satu
tokoh yang
bertanggung jawab dalam
perkembangan sepeda gunung. Joe Breeze dikenal sebagai
tokoh yang sukses
menciptakan
sepeda gunung modern pertama. Sepeda
yang ia bangun
pertamakali menggunakan frame khusus tanpa suspensi
(hardtail), yang nantinya
frame jenis ini akan disebut "sepeda gunung". Braze menjadi
desainer dan sponsor acara olahraga sepeda
terkenal sejak
tahun 1890-an.
Ignaz Schwinn, Desainnya yang sederhana disukai oleh para loper koran
Joe Breeze di masa mudanya denga
sepeda the Breezer Series I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar