Bagi kamu yang gemar dengan olah raga ekstrim sepertinya olah raga
udara yang satu ini sangat cocok untuk menguji seberapa besar nyali
kamu. Paralayang adalah salah satu pilihan menarik yang dapat ditekuni.
Selain melatih pengendalian diri, terbang dengan parasut Paralayang akan
membawa kita melihat keindahan alam Indonesia dari udara yang tentunya
akan menimbulkan sensasi luar yang biasa.
Tidak kalah dengan spot-spot Paralayang di luar negeri, bentang alam
Indonesia juga menyuguhkan lokasi terbaik untuk olah raga yang di gemari
oleh kaum pria ini. Berikut lokasi paralayang paling eksotis di
Indonesia.
1. Puncak Lawang, Danau Maninjau, Sumatera Barat
Puncak Lawang di Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, memang
sangat sempurna bagi para penggila olah raga paralayang dari berbagai
tempat, dalam dan luar negeri. Untuk tingkat Asia, kawasan ini sempat
dijadikan spot untuk kejuaraan Agam World Cup Paragliding 2013 pada
18-21 April 2013.
Ada tiga lokasi Paralayang di Lawang, yakni lokasi wisata Puncak
Lawang, Lawang Park, dan di jalan antara Puncak Lawang dan Lawang Park.
Ketinggian bukit mencapai 700 meter dari lokasi pendaratan di Bayur,
tepi Danau Maninjau. Ketinggian tersebut yang menjadi keunggulan bagi
Maninjau. Para penggiat olah raga ekstrim ini bisa terbang lebih lama
dibandingkan dengan kawasan Puncak, Jawa Barat, yang selisih takeoff dan
mendaratnya hanya 250 meter. Baca selengkapnya di sini.
2. Kawasan Bukit Joglo, Wonogiri
Awalnya bukit ini bukan bukit yang istimewa. Bukit Joglo terlihat
serupa dengan bukit lainnya yang ada di Wonogiri, provinsi Jawa Tengah.
Namun, saat ini Bukit yang dulunya dipenuhi dengan tanaman liar sudah
berubah dan menjelma menjadi salah satu lokasi menarik untuk dikunjungi
sekaligus menjadi surga para pecinta olahraga ekstrem, paralayang.
Alasan utama para penggila paralayang menggunakan bukit ini sebagai
arena memacu adrenalin adalah karena keadaaan cuaca dan geografis bukit
yang sangat mendukung. Bukit Joglo masuk ke dalam kategori landasan
paralayang dan gantole dengan kualitas internasional. Maka dari itu
banyak yang menobatkan bukit ini sebagai surganya para pecinta
paralayang. Baca selengkapnya di sini.
3. Bukit Beta, Danau Toba, Sumatera Utara
Siapa yang tidak menginkan terbang bebas seperti burung? Hampir
setiap orang pasti pernah memimpikan hal tersebut. Ketidakmungkinan yang
dipikirkan segilinti orang sepertinya terpecahkan oleh olah raga yang
satu ini. Paralyang dapat mewujudkan mimipi itu menjadi kenyataan dengan
bantuan parasut.
Keindahan Danau Toba juga dimanfaatkan oleh pengelola untuk dijadikan
sebagai spot untuk olah raga ektrim ini. Di samping kondisi cuaca dan
angin yang baik, situasi di tempat itu juga sangat indah. Pemandangan
alam berupa perbukitan dan danau, serta hawa sejuk karena berada di
ketinggian, menyebabkan para pecinta paralayang jatuh cinta dengan Bukit
Beta.
Belum lagi ketika menjelang matahari terbit atau matahari terbenam,
permainan cahaya sinar matahari yang berpadu dengan suasana alam
sekitar, membuat pemandangan yang luar biasa di Bukit Beta semakin
sempurna. Baca selengkapnya di sini.
4. Matantimali, Sulawesi Tengah
Berada di sisi kiri dari puncak Gunung Gawalise, Matantimali kian
mempesona dengan suguhan pemandangan alam yang indah membentang. Para
penggiat memangfaatkan hal tersebut dengan menjadikan Matantimali
sebagai spot untuk olah raga ekstrim paralayang.
Lokasi Matantimali yang menghadap ke lembah palu dan teluk palu
memberikan banyak keuntungan bagi pataglider. Angin yang menghantam
lereng gunung, menyebabkan gelombang udara yang dibutuhkan untuk
mendapatkan ketinggian. Gelembung panas bumi di kawasan tersebut juga
menguntungkan para pecinta paralayang untuk menstabilkan ketinggian.
Untuk menuju ke Matantimali dari Kota Palu hanya menempuh waktu 30
menit ke arah barat daya, sepanjang perjalanan menuju lokasi ini kita
akan disuguhkan panorama alam pegunungan Gawalise dan hamparan lembah
palu yang eksotis. Baca selengkapnya di sini.
5. Bukit Timbis, Desa Kutuh, Kuta, Bali
Arena olahraga udara paralayang terbaik dunia juga terletak di Bukit
Timbis, Desa Kutuh, Kuta, Bali. Bukit yang berjarak 15 kilometer dari
Pantai Kuta ini diklaim sebagai surganya para penikmat olahraga udara
karena memiliki angin yang bisa membawa penikmat paralayang lepas landas
dari bukit dan mendarat kembali di bukit karena aliran angin yang
mengangkat naik.
Sayangnya, bukit ini mulai terancam akibat pembangunan gedung yang
kian menjamur di kawasan tersebut. Hal tersebut membuat aliran udara
berubah menjadi tidak alami dan pasti akan mengganggu kegiatan
paralayang di bukit tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar