Sejarah Konstantinopel atau Byzantium
sampai kejatuhannya, prediksi Rasulullah, Imam Al Mahdi, Bangsa Arab,
Bangsa Persia, invasi besar-besaran Amerika ke Afganistan dan Irak, dan
akhir zaman. Berhubungankah?
Byzantium
Byzantium adalah sebuah kota Yunani
Kuno yang menurut legenda didirikan oleh para warga koloni Yunani dari
Megara pada tahun 667 SM dan dinamai menurut nama raja mereka Byzas atau
Byzantas. Nama Byzantium merupakan latinisasi dari nama asli kota
tersebut yaitu Byzantion, kota ini kelak menjadi pusat kekaisaran
Byzantium (kekaisaran Romawi menjelang dan pada abad pertengahan dengan
nama Konstantinopel).
Pada tahun 196 M, kota ini dikepung
oleh pasukan Romawi dan menderita kerusakan parah. Byzantium kemudian
dibangun kembali oleh Septimus Severus, yang pada saat itu telah menjadi
kaisar dan dengan segera memulihkan kemakmurannya. Lokasi Byzantium
menarik perhatian Kaisar Romawi Konstantinus I yang pada tahun 330 M,
membangun ulang kota itu menjadi Nova Roma. Setelah mangkatnya, kota ini
disebut Konstantinopel (Kota Konstantinus). Kota ini selanjutnya
menjadi ibukota Kekaisaran Romawi timur.
Kombinasi imperialisme dan lokasi ini
mempengaruhi peran Konstantinopel sebagai titik penyeberangan antara dua
benua Eropa dan Asia. Kota ini merupakan sebuah magnet komersial,
kultural dan diplomatik. Dengan letak strategisnya itu Konstantinopel
mampu mengendalikan rute antara Asia dan Eropa, serta pelayaran dari
Laut Mediterania ke Laut Hitam.
Pada tanggal 29 mei 1453, kota ini
jatuh ke tangan Bangsa Turki Ottoman dan sekali lagi menjadi ibukota
dari Negara yang kuat, yakni kerajaan Ottoman. Bangsa Turki menyebut
kota ini Istanbul (meskipun tidak secara resmi sampai tahun 1930) dan
terus menjadi kota terbesar dari Republik Turki, sekalipun yang menjadi
ibukota Turki adalah Ankara.
Asal Usul Simbol Bulan Sabit dan Bintang (Tambahan)
Bulan Sabit dari Babylonia |
Kembali lagi pada tahun 670 SM, warga
kota Byzantium menjadikan bulan sabit sebagai lambang Negara mereka,
sesudah sebuah kemenangan penting. Akan tetapi, asal usul bulan sabit
dan bintang sebagai lambang berasal jauh dari zaman sebelumnya yaitu
zaman Babylonia dan Mesir Kuno tempat dimana dewa HORUS (Luciferian)
berasal dan Tuhannya para ILLUMINATI. Sekalipun demikian, Byzantium
adalah Negara berpemerintahan PERTAMA yang menggunakan bulan sabit
sebagai lambang nasionalnya. Pada tahun 330 M, Konstantinus I
menambahkan bintang PERAWAN MARIA pada bendera bulan sabit tersebut.
Bulan Sabit dari Mesir Kuno |
Bulan sabit dan bintang tidak
sepenuhnya ditinggalkan oleh dunia Kristen usai jatuhnya Konstantinopel.
Sampai sekarang bendera resmi dari Patriark Ortodoks Yerusalem adalah
sebuah labarum putih, sebuah gedung gereja dengan dua menara, dan pada
bagian atas terlukis sebuah bulan sabit hitam yang menghadap ke tengah
dan sebuah bintang bersinar.
Lambang Negara Byzantium |
Jatuhnya Konstantinopel Ke Tangan Pemerintahan Islam
Gaung penaklukan Konstantinopel telah
bergema dikalangan kaum muslimin semenjak Rasulullah SAW menyampaikan
sabdanya, dari Abu Qubail, ia berkata: “kami pernah berada di sisi
Abdullah bin Amr bin Al-Ash”, ia ditanya: “yang manakah diantara dua
kota yang akan ditaklukan lebih dulu, Konstantinopel atau Roma?”
kemudian Abdullah meminta peti kitabnya yang masih tertutup. Abu Qubail
berkata: “kemudia ia mengeluarkan sebuah kitab dari padanya. Lalu
Abdullah berkata: “ketika kami sedang menulis disekeliling Rasulullah
SAW tiba-tiba beliau ditanya: “yang manakah diantara dua kota yang akan
ditaklukan lebih dulu, Konstantinopel atau Roma? Kemudian Rasulullah
menjawab: “kota heraklius akan ditaklukan terlebih dahulu, yakni kota
Konstantinopel”.
Menurut Husain hadits ini dikeluarkan
oleh ahmad dan terdapat di dalam Al-Mustadrak di beberapa tempat.
Dishahihkan oleh AL-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi, juga
disepakati oleh Al-Bani di dalam Silsilah Al-Haditsish Shihah 1/8
Penaklukan Konstantinopel seperti yang
diprediksikan Rasulullah di atas, terjadi setelah melewati masa yang
amat panjang yakni 8 abad sejak Rasulullah menyampaikan sabdanya.
627 M:
Rasulullah SAW melayangkan surat dakwah pada kaisar Romawi, Heraklius.
629 M:
Terjadi perang Mu’tah yang
dilatarbelakangi pembunuhan da’i-da’I Islam oleh orang-orang Ghasasanah
(negara satelit Romawi). Dalam perang ini Romawi mengirim bantuan
100.000 orang pasukan dan dibantu oleh sekutunya orang-orang Qadha’ah
sebanyak 100.000 orang, sehingga total pasukan berjumlah 200.000 orang,
sedangkan jumlah pasukan kaum muslimin adalah 3.000 orang. Pertempuran
dalam perang ini berlangsung imbang selama 7 hari. Pasukan muslim yang
dipimpin Khalid bin Walid kemudian mundur teratur, langkah ini dipuji
Rasulullah SAW.
630 M:
Terjadi perang Tabuk, karena terdengar
kabar bahwa Romawi telah memobilisasi pasukannya untuk menyerang
Madinah. Jumlah pasukan kaum muslimin saat itu antara 30.000 sampai
50.000 orang, mereka keluar dari Madinah menuju Tabuk yang berjarak 600
KM dari Madinah. Namun ketika pasukan sampai di Tabuk, pasukan Romawi
telah mundur.
648 M:
Pada masa kekhalifahan Utsman bin
Affan, atas usulan Mu’awwiyah kaum muslimin membangun armada angkatan
laut sebanyak 1600 kapal. Hal ini dibutuhkan untuk pengamanan wilayah
Afrika Utara yang telah dikuasai kaum muslimin, dan juga dibutuhkan
untuk penaklukan Romawi. Karena tidak seperti Persia yang terkonsentrasi
dalam suatu wilayah daratan, Romawi wilayahnya terletak di tiga benua
yang dibatasi oleh Laut Tengah dan ibukotanya, Konstantinopel, terletak
di selat yang mengantarai Laut Tengah dengan Laut Mati. Dari manapun
arahnya, penyerangan ke arah Konstantinopel lewat Asia atau Afrika harus
melewati laut. Oleh karena itu selain diperlukan angkatan darat yang
kuat, angkatan laut akan sangat menentukan.
650 M:
Armada Islam yang dipimpin Abdullah bin
Abu Sarah bertemu Armada Romawi di Mount Phoenix yang dipimpin Kaisar
Konstantin II. Armada Romawi hancur lebur, konon 20.000 orang pasukannya
tewas. Pertempuran ini sangat menentukan. Selangkah lgi kaum muslimin
akan menghampiri ibukota Romawi. Namun sayang, kemelut yang terjadi di
Madinah akibat timbulnya fitnah terhadap Khalifah Utsman bin Affan
membuat Mu’awiyah lebih tertarik mengurus persoalan dalam negeri.
668 M:
Pada masa kekhalifahan Mu’awiyah, kaum
muslimin menyerang Romawi dengan menggunakan dua jalur, laut dan darat.
Dari laut armada Islam dikerahkan ke Hellespont menuju Laut marmara
sampai ke Selat Bosporus. Dari darat, mereka menerobos Asia kecil menuju
kota Chalcedon yang berada di selat Bosporus. Pasukan darat kemudian
dijemput armada laut dan diseberangkan ke pantai kota benteng
Konstantinopel. Namun sayang, kekuatan benteng Konstantinopel diluar
perhitungan Muawiyah. Benteng itu sukar ditembus. Kesulitan lebih besar
lagi ketika pasukan Romawi menggunakan senjata terbarunya yang disebut
Greek Fire atau Wet Fire. Senjata ini berupa bola-bola berisi cairan
naftha yang dilontarkan dan pecah sehingga bertebaran di permukaan laut.
Kemudian dari atas benteng pasukan Romawi menembakkan panah api ke
laut, sehingga laut pun terbakar. Pasukan muslim hancur dalam penyerbuan
ini. Salah seorang sahabat yang rumahnya pertama kali dikunjungi
Rasulullah ketika hijrah, Abu Ayyub Al-Anshary, syahid dan dikubur di
balik dinding Konstantinopel yang kokoh itu. Berikutnya kaum muslimin
menghindari pengepungan langsung terhadap ibu kota Romawi,
pertempuran-pertempuran darat selanjutnya selama berabad-abad diarahkan
untuk menyempitkan wilayah Romawi.
717 M:
Maslamah bin Abdul Malik meninggal pada
saat melakukan pengepungan Konstantinpel. Peristiwa ini terjadi pada
masa kekhalifahan Sulaiman bin Abdul Malik (Bani Umayyah).
717 – 719 M:
Ini adalah masa pemerintahan Umar bin
Abdul Aziz, pada masanya pengepungan Konstantinopel terhenti, pasukan
Islam ditarik mundur.
1389 M:
Sultan Murad I bin Urkhan menyerang
semenanjung Balkan. Menaklukan Adrianapole dan menjadikannya sebagai
ibukota . Dia memperluas wilayah dan menguasai Shopia ibukota Bulgaria
dan salanika ibukota Yunani. Juga mengalahkan Serbia.
1396 M:
Atas dorongan Paus, orang-orang Eropa
bergerak ke Konstantinopel untuk menyerang Beyzid I bin Murad yang
sedang melakukan pengepungan Konstantinopel. Namun pasukan besar
tersebut dapat dikalahkan oleh Beyzid. Tapi Timurlank dengan pasukan
Tartarnya menyerbu tempat ini. Mereka memasuki Ankara dan menghancurkan
sejumlah besar pasukan Utsmaniyah. Lalu menahan Sultan Beyzid yang
kemudian meninggal dalam tahannannya. Timurlank mengembalikan
pemerintahan-pemerintahan Anatolia kepada pemiliknya.
Pemerintahan-pemerintahan Eropa ini lalu memisahkan diri seperti
Bulgaria, Serbia, dan valacie.
1420 – 1451 M:
Ini adalah masa pemerintahan Murad II
bin Muhammad, ia mengepung Konstantinopel dan mengembalikan seluruh
pemerintahan yang memisahkan diri ke dalam perlindungan pemerintahannya.
Juga berusaha mengembalikan pemerintahan-pemerintahan Eropa (Bulgaria,
Serbia, dan valachie) serta menguasai Albania.
1452 M:
Sultan Muhammad II memerintahkan
pasukannya mendirikan benteng di pantai selat Bosporus. Benteng itu
dikerjakan selama 3 bulan, lalu mereka bertahan mengepung
Konstantinopel.
1453 M:
Pada suatu malam armada Turki Utsmani
menyusur selat Bosporus menuju Konstantinopel. Sebanyak 70 buah kapal
terpaksa diseret ke darat sejauh 5 km untuk kemudian dilayarkan lagi di
laut. Romawi memang memasang rantai-rantai besar yang menghalangi
perjalanan laut. Pada malam itu meriam-meriam Turki menyalak dengan
dahsyatnya. Seiring kegoncangan dalam benteng, masuklah tentara Islam
menyerbu. Pertempuran pecah di laut dan juga di benteng. Pagi subuh, 29
Mei 1453 M jatuhlah Konstantinopel ke tangan kaum muslimin. Pekik takbir
menggema dimana-mana. Terealisir sudah janji Rasulullah SAW, melalui
perjalanan panjang perjuangan kaum muslimin.
Untaian peristiwa yang disebutkan dalam
tulisan di atas, harus dilihat dalam konteks saat itu dimana Islam yang
sedang berkembang menimbulkan kecemasan penguasa-penguasa saat itu.
Sehingga masing-masing pihak merasa harus mempertahankan eksistensinya.
Umat Islam sendiri sesungguhnya
konsisten dengan misinya yaitu dakwah Islam, adapun terjadinya
benturan-benturan kekuatan karena pihak-pihak lain menghalangi laju
gerakan dakwah Islam dengan kekuatan. Seorang sahabat Nabi, Rib’i bin
Amr pernah ditanya oleh Rustum, Komandan perang Persia: “Apa yang kalian
inginkan?”. Rib’i menjawab:”Kami hanyalah ingin membebaskan manusia
dari penghambakan kepada makhluk menjadi penghambaan kepada Khalik (Sang
Pencipta); kami hanya ingin mengajak manusia dari sempitnya dunia
kepada luasnya akhirat; kami ingin membebaskan manusia dari kezaliman
tirani dan menyeru kepada keadilan Islam…”
Nabi Muhammad tidak memerintahkan
umatnya untuk memaksa orang masuk Islam, atau membunuh orang yang tidak
seagama. Justru yang beliau sampaikan adalah firman Allah: “Janganlah
kebencianmu terhadap suatu kaum mendorongmu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada taqwa (Al-Maidah: 8).
Firman-Nya yang lain:”Allah tidak
melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang
tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari
kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku
adil.” (Al-Mumtahanah: 8).
Karenanya tidaklah Nabi mengusir dan
membunuh Yahudi kecuali karena mereka melakukan pengkhianatan kepada
negara Madinah tempat mereka dan kaum muslimin hidup berdampingan.
Sementara orang-orang non muslim yang
tidak mengusik umat Islam dan mau hidup berdampingan dengan adil,
merasakan kenikmatan indahnya hidup di bawah naungan pemerintahan Islam.
Sehingga penduduk Nasrani Palestina (Elia) pada masa lalu, semuanya
menangis tersedu-sedu ketika ditinggalkan kaum muslimin. Mereka
mengatakan: “Sungguh orang-orang Romawi itu seagama dengan kami, namun
mereka membunuh anak-anak kami dan memporak-porandakan rumah dan ladang
kami, sedangkan kalian selalu berbuat adil kepada kami…”
Oleh karena itu kalau mau jujur melihat
sejarah Islam, kita akan sampai pada kesimpulan bahwa penguasaan dakwah
Islam atas wilayah-wilayah lain di dunia membawa barakah.
Saya pernah dengar salah seorang Ustadz
menyampaikan bahwa Gustav Le Bon (sejarawan Perancis?) pernah
mengatakan:”Tidak pernah agama Yahudi, Kristen, dan Islam dapat hidup
berdampingan dengan harmonis, kecuali pada masa pemerintahan Islam”.
Sumber : http://wrong-dimension.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar