ANDRI MARTIN
19110603
3KA34
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan.
Agar pengetahuan yang dihasilkan melalui penalaran tersebut mempunyai
dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan dengan suatu
cara dan prosedur tertentu. Penarikan kesimpulan dari proses berpikir
dianggap valid bila proses berpikir tersebut dilakukan menurut cara
tertentu tersebut. Cara penarikan kesimpulan seperti ini disebut sebagai
logika.
Logika dapat didiefinisikan secara luas sebagai pengkajian untuk
berpikir secara valid. Dalam penalaran ilmiah, sebagai proses untuk
mencapai kebenaran ilmiah dikenal dua jenis cara penarikan kesimpulan
yaitu logika induktif dan logika deduktif. Logika induktif berkaitan
erat dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata yang
sifatnya khusus dan telah diakui kebenarannya secara ilmiah menjadi
sebuah kesimpulan yang bersifat umum.
Hal – hal yang berhubungan pada penalaran itu seperti proses
pemikiran manusia bagaimana jika mereka berfikir dengan singkat dan
jelasnya mereka dapat memberikan kepastian yang terletak di akhir
pemikiran ataupun langsung menyampaikan pesan secara singkat dan jelas.
Penalaran Induktif
1. Penalaran Induktif,
yaitu adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip
atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat
khusus.
Penalaran yang bertolak dari penyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum.
Bentuk-bentuk Penalaran Induktif :
a) Generalisasi :
Proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai
sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum
Contoh generalisasi :
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
v Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jadi, jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
b) Analogi :
Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Contoh analogi :
Nina adalah lulusan Akademi Amanah.
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan Akademi Amanah.
Oleh Sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
c) Hubungan kausal :
penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Macam hubungan kausal :
1) Sebab- akibat.
Hujan turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir.
2) Akibat – Sebab.
Andika tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak belajar dengan baik.
3) Akibat – Akibat.
Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah basah.
Induksi merupkan cara berpikir dengan menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual.
Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan
pernyataaann-pernyataan yang ruang lingkupnya khas dan terbatas dalam
menysusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat
umum.
Misalkan kita mempunyai fakta bahwa katak makan untuk mempertahankan
hidupnya, ikan , sapi, dan kambing juga makan untuk mempertahankan
hidupnya, maka dari kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa semua hewan
makan untuk mempertahankan hidupnya.
Kesimpulan yang bersifat umum ini penting artinya karena mempunyai
dua keuntungan. Keuntungan yang pertama adalah pernyataan yang bersifat
umum ini bersifat ekonomis, maskudnya melalui reduksi terhadap berbagai
corak dan sekumpulan fakta yang ada dalam kehidupan yang beraneka ragam
ini dapat dipersingkat dan diungkapkan menjadi beberapa pernyataan.
Pengetahuan yang dikumpulkan manusia bukanlah sekedar koleksi dari
berbagai fakta melainkan esensi dan juga fakta-fakta tersebut.
Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan
hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya
perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus)
dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai
prestasi sosial dan penanda status sosial.
Deduksi adalah proses pemikiran di dalamnya akal kita dari
pengetahuan yang umum untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih khusus
atau proses berpikir dari hal yang bersifat umum menuju pada hal yang
bersifat khusus seperti:
Semua makhluk yang bernyawa pasti mati
Manusia adalah makhluk yang bernyawa
Tumbuhan adalah makhluk yang bernyawa
Hewan adalah makhluk yang bernyawa
Jadi, Manusia, Tumbuhan, Hewan pasti akan mati
Penalaran Deduksi mempunyai dua sistem adalah sebagai berikut :
1. Sistem Tertutup
Dalam pembahasan ini ada beberapa contoh jalan pikiran deduksi ;
a. Gambar ini adalah sebuah Jajaran Genjang, jadi sisi-sisinya yang berhadapan itu sama.
Ini merupakan contoh pemikiran deduksi kalau kita berpangkal dari
defenisi Jajaran Genjang (Empat segi sisi yang berhadapan sejajar)
serata ,merima semua dalil dan batasan tentang garis lurus dan garis
sejajar, maka denga satu rangkaian langkah-langkah dapat di buktikan
bahwa sisi yang berhadapan itu sama. Dalam contoh ini semua premis
(titik pangkal atau data yang di ketahui) di rumuskan dalam istilah
Jajaran Genjang, dan kesimpulan yang di tarik adalah pasti dan tak perlu
di ragukan lagi.
b. Jumlah ketiga sudut sebuah segi tiga adalah 180 derajat, jadi
jumlah sudut-sudutnya sama dengan 180 derajat. Kesimpulan ini pun pasti
tidak di ragukan lagi. Tak akan ada pengaruh dari luar yang dapat
menggoyakan kepastian kesimpulan tersebut.
2. Sistem Terbuka
Suatu kesimpulan itu pasti apabila kita tau dengan positif dan tanpa
ragu-ragu, bahwa kesimpulan yang di tarik adalah benar dan bahwa
kesimpulan atau ucapan yang mengatakan sebaliknya itu salah.
Contoh :
Jangan berenang di air yang sekotor ini. Nanti terkena penyakit kulit.
Ini jelas merupakan suatu jalan Induksi. Dari pengalaman sendiri atau
orang lain di tariklah suatu kesimpulan yang umum : berenang di dalam
air yang kotor menyebabkan penyakit kulit. Apakah pasti setiap orang
akan kena penyakit? Mungkin, Tetapi, Belum tentu !
Pedoman Kerja
Hasil yang di harapakan dari logika adalah agar kita cakap berpikir
sendiri dan bersikap logis serta kritis. Sikap kritis tidaklah berarti
suka membantah dan mengkritik serba suka menentang dan menantang
melainkan berpikir dulu, mengidentipikasi duduknya perkara, menyelidiki
dulu dan tidak begitu saja menerima suatu pendapat atau
penjelasan-penjelasan yang seakan-akan sudah pasti benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar