REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus yang tengah melilit kehidupan
mantan ketua umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum ternyata berimbas
kepada Miftahudin. Siapa dia? Pria berusia 36 tahun itu adalah tukang
bersih-bersih di rumah Anas.
Kepada Republika, Miftahudin berbagi cerita singkat soal perjalanan hidup bosnya. Ia mencurahkan isi hatinya seputar 11 tahun perjalanan hidupnya 'tinggal serumah' dengan Anas.
Miftah, begitu ia biasa dipanggil, adalah pembantu di kediaman Anas dari mulai dari tahun 2002. Sejak kedatangannya dari Jawa Tengah, 11 tahun silam, rumah Anas di Duren Sawit Jakarta Timur menjadi ladang pekerjaan baginya.
Sehari-hari ia menghabiskan waktu di kediaman Anas dengan membantu segala kegiatan yang berhubungan dengan kebersihan rumah. Bisa dikatakan, seluruh waktu perjalanan hidupnya dalam 11 tahun terakhir ia habiskan di rumah mantan ketua PB HMI itu.
Miftahudin mengatakan sejak tak lagi aktif di panggung politik, acara keagamaan kian rutin dilakukan di rumah Anas, bahkan hampir setiap saat. Dia pun merasa senang melihat bosnya kembali terlibat dalam setiap kegiatan keagamaan di rumah yang selama ini kerap ditinggalkan demi kepentingan di Partai Demokrat.
Meski merasa girang, Miftahudin mengaku sedih dengan musibah yang menimpa mantan anggota termuda Tim Revisi UU Politik yang menjadi salah satu tuntutan reformasi pada tahun 1999 itu. Status tersangka korupsi megaproyek Hambalang oleh Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) kepada Anas menjadi sebabnya.
"Saya kenal bapak dan keluarganya. Kaget sekali kalau benar orang seperti bapak dituding yang tidak-tidak. Saya doakan bapak setiap waktu dan tiap malam. Mudah-mudahan bapak divonis bebas oleh hukum," kata Miftahudin menumpahkan harapannya untuk nasib sang majikan.
Miftahudin tak sanggup membayangkan pria yang sudah memberinya makan, minum, dan penghasilan selama sebelas tahun lamanya itu mendekam di penjara. Ayah satu anak ini kemudian mengatakan, rasanya ingin sekali berhadapan tatap muka dengan majikannya tersebut dan menyampaikan dukungan langsung.
Miftahudin berdoa, jalan yang Tuhan takdirkan kepada Anas tak sampai harus berdampak buruk kepada majikannya. Ia mengaku tak kuat hati melihat nasib keluarga Anas andai benar pria 43 tahun itu masuk bui. 'Kegalauan' pun menyelimuti Miftahudin layaknya suasanan hati sang majikan.
Kepada Republika, Miftahudin berbagi cerita singkat soal perjalanan hidup bosnya. Ia mencurahkan isi hatinya seputar 11 tahun perjalanan hidupnya 'tinggal serumah' dengan Anas.
Miftah, begitu ia biasa dipanggil, adalah pembantu di kediaman Anas dari mulai dari tahun 2002. Sejak kedatangannya dari Jawa Tengah, 11 tahun silam, rumah Anas di Duren Sawit Jakarta Timur menjadi ladang pekerjaan baginya.
Sehari-hari ia menghabiskan waktu di kediaman Anas dengan membantu segala kegiatan yang berhubungan dengan kebersihan rumah. Bisa dikatakan, seluruh waktu perjalanan hidupnya dalam 11 tahun terakhir ia habiskan di rumah mantan ketua PB HMI itu.
Miftahudin mengatakan sejak tak lagi aktif di panggung politik, acara keagamaan kian rutin dilakukan di rumah Anas, bahkan hampir setiap saat. Dia pun merasa senang melihat bosnya kembali terlibat dalam setiap kegiatan keagamaan di rumah yang selama ini kerap ditinggalkan demi kepentingan di Partai Demokrat.
Meski merasa girang, Miftahudin mengaku sedih dengan musibah yang menimpa mantan anggota termuda Tim Revisi UU Politik yang menjadi salah satu tuntutan reformasi pada tahun 1999 itu. Status tersangka korupsi megaproyek Hambalang oleh Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) kepada Anas menjadi sebabnya.
"Saya kenal bapak dan keluarganya. Kaget sekali kalau benar orang seperti bapak dituding yang tidak-tidak. Saya doakan bapak setiap waktu dan tiap malam. Mudah-mudahan bapak divonis bebas oleh hukum," kata Miftahudin menumpahkan harapannya untuk nasib sang majikan.
Miftahudin tak sanggup membayangkan pria yang sudah memberinya makan, minum, dan penghasilan selama sebelas tahun lamanya itu mendekam di penjara. Ayah satu anak ini kemudian mengatakan, rasanya ingin sekali berhadapan tatap muka dengan majikannya tersebut dan menyampaikan dukungan langsung.
Miftahudin berdoa, jalan yang Tuhan takdirkan kepada Anas tak sampai harus berdampak buruk kepada majikannya. Ia mengaku tak kuat hati melihat nasib keluarga Anas andai benar pria 43 tahun itu masuk bui. 'Kegalauan' pun menyelimuti Miftahudin layaknya suasanan hati sang majikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar