Zaman pleistosen ini berlangsung cukup lama, yaitu kira-kira antara tiga juta sampai sepuluh ribu tahun yang lalu.
Selama itu es dari kutub berkalikali meluas sehingga menutupi sebagian
besar dari Eropa utara, Asia utara, dan Amerika utara. Zaman itu disebut
juga Zaman Es. Kejadian ini disebabkan karena ukuran panas di dunia
tidak tetap, ada kalanya naik dan turun mendadak. Pada Zaman Es itu
disebut Zaman Glasial, dan sebaliknya dari zaman itu adalah Zaman
Interglasial.
Oleh para ahli, zaman pleistosen ini dibagi menjadi zaman pleistosen
awal, pleistosen tengah dan plesitosen akhir. Pada zaman pleistosen,
ditandai dengan peristiwa-peristiwa yang memiliki pengaruh besar
terhadap kehidupan manusia masa itu. Peristiwaperistiwa itu antara lain
adalah meluasnya es ke sebagian permukaan bumi, perubahan iklim,
munculnya daratan-daratan baru, letusan-letusan gunung berapi, dan
timbul tenggelamnya daratan-daratan karena turun naiknya air laut. Semua
peristiwa itu, tidak saja berpengaruh besar terhadap cara manusia,
tetapi juga berpengaruh terhadap semua makhluk dan tumbuhtumbuhan di
muka bumi.
Jenis manusia yang hidup pada masa akhir Plestosen ini adalah ras
manusia Australomelanosoid dan Mongoloid. Ciri-ciri ras
Australomelanosoid, antara lain berbadan lebih tinggi dibandingkan ras
Mongoloid, tengkoraknya relatif kecil dan dahi agak miring, bentuk
tengkoraknya agak lonjong atau sedang dan rahangnya agak menonjol ke
depan. Adapun ciri-ciri ras Mongoloid, antara lain bentuk badannya tidak
selebar ras Australomelanosoid dan pada umumnya badannya lebih kecil,
tengkoraknya bundar dan isi tengkoraknya lebih besar, mukanya lebar dan
datar, hidung lebar, tidak mancung, serta bagian mulutnya agak menonjol
ke depan. Berdasarkan hasil temuan rangka manusia pada masa itu, dapat
diketahui bahwa kedua ras tersebut sudah menyebar di kepulauan
Indonesia.
Di wilayah barat dan wilayah utara Indonesia ciri-ciri ras
Australomelanosoid tampak dominan dan beberapa di antaranya terdapat
sedikit campuran Mongoloid. Di Jawa juga demikian, ras
Australomelanosoid sangat dominan dan terdapat sedikit campuran
Mongoloid. Di Nusa Tenggara terdapat ras Australomelanosoid dan tidak
ditemukan ras Mongoloid. Sementara itu, di Sulawesi Selatan lebih banyak
dihuni ras mongoloid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar