Baobab dikenal dengan pohon aneh, boleh dibilang keanehan tersebut
berasal dari struktur pohon yang ‘terbalik’ dan hanya memiliki sedikit
daun. Cabang-cabang pohon Baobab seperti mencuat ke udara, seolah-olah
telah ditanam terbalik.
Legenda setempat menyatakan bahwa dewa Thora tidak menyukai Baobab
tumbuh di kebunnya, sehingga ia melemparkannya dari atas dinding surga
ke bumi di bawah, dan meskipun pohon itu mendarat terbalik namun pohon
itu terus tumbuh.
Cerita lain menyebut ketika Baobab ditanam oleh Dewa, pohon itu terus
berjalan, sehingga Tuhan menarik pohon itu ke atas dan menanamnya
terbalik untuk menghentikannya bergerak.
Baobab ini diakui oleh orang Afrika karena semua bagiannya dapat
dimanfaatkan. Selain menjadi sumber penting kayu, batang-batang berongga
pohon ini oleh orang-orang sering digunakan untuk tempat berlindung,
penyimpanan biji-bijian atau sebagai reservoir air, semacam waduk
penampung.
Baobab dapat tumbuh mencapai ketinggian 5 sampai 30 meter dan memiliki
diameter batang 7 sampai 11 meter. Satu Baobab di Provinsi Limpopo,
Afrika Selatan, sering dianggap sebagai contoh pohon Baobab terbesar
yang masih hidup hingga saat ini. Pohon itu memiliki keliling 47 meter
dengan diameternya diperkirakan sekitar 15,9 meter. Pohon Baobab ini
juga dapat mencapai usia ribuan tahun.
Batang cekung juga berfungsi sebagai tempat pemakaman penduduk setempat
yang percaya. Beberapa produk yang paling penting berasal dari kulit
pohonnya, yang mengandung serat yang digunakan untuk membuat jaring
ikan, tali, karung dan pakaian. Kulit kayunya juga dapat menjadi bubuk
untuk aroma makanan.
Daun baobab secara tradisional juga digunakan untuk ragi tetapi juga
digunakan sebagai sayuran. Buah-buahan dan bijinya juga dimakan bagi
manusia dan hewan. Isi dari buah, ketika dikeringkan konon dapat
dicampur dengan air, membuat minuman yang rasanya mirip dengan limun.
Benihnya, yang rasanya seperti creamtartar juga merupakan sumber vitamin
C, secara tradisional ditumbuk ke dalam makanan ketika makanan lainnya
langka. Produk lain yang bisa dihasilkan dari pohon ini adalah sabun,
kalung, lem, obat seperti karet, dan kain juga dapat dihasilkan dari
berbagai bagian dari pohon baobab ini.
Tidak hanya itu, pohon ini bahkan dimanfaatkan oleh salah satu
perusahaan minuman ringan Amerika untuk menciptakan rasa baru, produk
ini bahkan menjadi tren di Jepang. Baobab dikenal memliki vitamin C
lebih tinggi dari jeruk dan menawarkan kalsium lebih baik dibandingkan
susu sapi. Baobab, juga dikenal sebagai Pohon Botol, buahnya yang biasa
disebut “Monkey Bread” mempunyai rasa yang aneh untuk sebotol soda. Wow,
pohon yang serba guna bukan? Layaknya pohon kelapa atau pohon aren yang
juga banyak manfaatnya.
Penasaran dengan Baobab Anda tidak usah pergi melintas benua ke Afrika ataupun Australia, Anda cukup datang ke Universitas Indonesia disana terdapat pohon Boubab yang ditanam di depan perpustakaan Baru kampus kuning tersebut yang diresmikan pada Jumat (6/5/2011) lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar