Definisi E Pocurement
Beberapa definisi e-procurement dari berbagai sumber yaitu:1. Menurut
Kantor Manajemen Informasi Pemerintah Australia (Australian Government
Information Management, AGIMO) : e-procurement merupakan pembelian
antar-bisnis (business-to-business, B2B) dan penjualan barang dan jasa
melalui internet. (www.agimo.gov.au/publications/2001/11/ar00-01/glossary). 2. Menurut
daftar kata X-Solutions : e-procurement merupakan sebuah istilah dari
pengadaan (procurement) atau pembelian secara elektronik. E-procurement
merupakan bagian dari e-bisnis dan digunakan untuk mendesain proses
pengadaan berbasis internet yang dioptimalkan dalam sebuah perusahaan.
E-procurement tidak hanya terkait dengan proses pembelian itu saja
tetapi juga meliputi negosiasi-negosiasi elektronik dan pengambilan
keputusan atas kontrak-kontrak dengan pemasok. Karena proses pembelian
disederhanakan dengan penanganan elektronik untuk tugas-tugas yang
berhubungan dengan operasi, tugas-tugas yang berhubungan dengan strategi
dapat diberi peran yang lebih penting dalam proses tersebut.
Tugas-tugas baru yang berhubungan dengan strategi pembelian ini meliputi
manajemen kontrak kepada pemasok lama maupun baru serta penciptaan
struktur pasar baru dengan secara aktif mengkonsolidasikan sisi
pemasokan/suplai. Sedangkan procurement system adalah sistem perangkat
lunak untuk pembelian secara elektronik, yaitu pengadaan barang dan
jasa. (http://www.x-solutions.poet.com/eu/newsevents/glossar). 3. Menurut
daftar kata Siemens : e-procurement atau e-purchasing adalah pengadaan
yang menggunakan media elektronik seperti internet atau jaringan
komputer yang lain. Sistem e-procurement memusatkan pada platform
(perangkat keras maupun lunak) komersial bagi para pembeli. (http://www2.automation.siemens.com/meta/ebusiness/html_76/glossar/glossar_e.htm). 4. Menurut
Wikipedia : e-procurement adalah pembelian business-to-business (B2B)
dan penjualan barang dan jasa melalui internet maupun sistem-sistem
informasi dan jaringan lain, seperti Electronic Data Interchange (EDI)
dan Enterprise Resource Planning (ERP). Sebagai sebuah bagian penting
dari banyak situs B2B, e-procurement juga kadang disebutkan oleh
istilah-istilah lain misalnya supplier exchange. Secara khusus,
situs-situs web e-procurement memungkinkan user yang memenuhi syarat dan
terdaftar untuk mencari para pembeli atau penjual barang dan jasa.
Tergantung pada pendekatannya, para pembeli atau penjual dapat
menentukan harga atau mengundang tawaran. Transaksi-transaksi dapat
dimulai dan diakhiri. Pembelian yang sedang berjalan dapat memenuhi
permintaan customer untuk diskon jumlah atau penawaran khusus. Software
e-procurement memungkinkan otomatisasi beberapa pembelian dan penjualan.
Perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi berharap dapat mengendalikan
inventori-inventori secara lebih efektif, mengurangi biaya pembelian
agen, dan meningkatkan siklus manufaktur. E-procurement diharapkan dapat
diintegrasikan dengan tren Supply Chain Management yang
terkomputerisasi. (http://en.wikipedia.org/wiki/E-procurement). 5. Menurut
Scottish Enterprise dalam E-Business Factsheet-nya menyebut bahwa
e-procurement adalah sebuah istilah untuk menyebut metode elektronik
yang digunakan dalam tiap tahap proses pembelian dari indentifikasi
persyaratan-persyaratan hingga pembayaran, dan secara potensial
manajemen kontrak. (www.scottish-enterprise.com/publications/e-procurement.pdf). 6. Menurut
Infonet dalam makalahnya tentang e-procurement menyebutkan bahwa
e-procurement adalah nama lain untuk pembelian barang dan jasa B2B
melalui pertukaran dagang extranet, antar ERP langsung, dan koneksi
internet dengan pemasok-pemasok. (www.ploug.org.pl/interesujace_teksty/eProcurement_White_Paper_Final.pdf). 7. Beberapa
definisi oleh Davila, Tony, Mahendra Gupta, dan Richard Palmer dalam
jurnal “Moving Procurement Systems to The Internet” (2003) menyebutkan
e-procurement :· Teknologi yang dirancang untuk memfasilitasi pengadaan barang melalui internet.· Manajemen seluruh aktivitas pengadaan secara elektronik.· Aspek-aspek fungsi pengadaan yang didukung oleh bermacam-macam bentuk komunikasi secara elektronik. 8. Bank
Dunia menyebutkan sebuah definisi berlapis tiga dari e-procurement dari
segi pemerintahan (electronic Government Procurement, e-GP) dalam E-GP:
World Bank Draft Strategy (2003). Tingkat pertama menyatakan bahwa e-GP
adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi khususnya internet
oleh pemerintahan-pemerintahan dalam melaksanakan hubungan pengadaan
dengan para pemasok untuk memperoleh barang, karya-karya, dan layanan
konsultasi yang dibutuhkan oleh sektor publik. Definisi tingkat kedua
dan ketiga membuat perbedaan tipis antara e-tendering dengan
e-purchasing. 9. Sarzana
Fulvio di S. Ippolito (2003) menyebut e-procurement sebagai seperangkat
teknologi, prosedur, dan langkah-langkah organisasional yang
memungkinkan pembelian barang dan jasa secara online, melalui
peluang-peluang yang ditawarkan oleh internet dan e-commerce. Pengertian
ini mirip dengan definisi Bank Dunia tetapi menghilangkan “pengadaan
karya”. Fitur E-Procurement Pembelian
dan penjualan online mengefisienkan proses pengadaan dan mengurangi
biaya operasi dengan mengurangi pengeluaran untuk waktu administrasi dan
memperpendek birokrasi. Penerapan e-procurement mendorong upaya
transaksi dari pusat pembuat pesanan hingga titik kebutuhan pada
pengguna desktop bisnis. Hal ini memastikan kesesuaian
terhadap perjanjian dengan pemasok yang dipilih melalui katalog online
yang mana dilihat-lihat oleh para pengguna untuk menemukan item yang
dibutuhkan. Fitur utama e-procurement meliputi :
- Katalog elektronik untuk item-item standar/inti.
- Kemampuan punch-out ke situs-situs web pemasok untuk produk-produk yang dinamis/bermacam-macam.
- Memunculkan kembali daftar-daftar permintaan/belanja untuk item-item yang dibeli secara teratur.
- Jalur-jalur persetujuan yang menyatu (built-in) untuk menjalankan kendali anggaran belanja.
- Kemampuan untuk memberi laporan informasi manajemen yang detil.
Chartered
Institute of Purchasing and Supply memperkirakan bahwa bekerja dengan
lebih dekat kepada para pemasok umumnya dapat mengurangi biaya pembelian
hingga 10%. Peningkatan
dalam layanan pelanggan dapat memungkinkan sebuah perusahaan dengan
para pelanggannya mampu menempatkan dan melacak pesanan-pesanan
kapanpun. Informasi pelanggan yang akurat dapat memungkinkan
menyesuaikan aktivitas pemasaran, produk, dan layanan bagi kebutuhan
pelanggan. E-Katalog
adalah suatu versi elektronik dari katalog tertulis pemasok yang berisi
nama produk, deskripsi, ilustrasi, dan lain-lain. Harapan pengguna
telah meningkat secara dramatis pada tahun-tahun terakhir sebagai akibat
dari pengalaman pribadi mereka berbelanja di internet. Sarana
e-procurement diperlukan untuk menawarkan fungsionalitas yang sama-sama
berstandar tinggi ini dalam upaya mempertahankan kepuasan pengguna. Punch
Out adalah suatu jenis integrasi online yang memberikan kepada
organisasi-organisasi kemampuan untuk menggunakan situs-situs web
pemasok mereka yang ada. Pelanggan dapat mencari, memilih dan menyusun
barang-barang untuk dibeli sekaligus mempertahankan kegunaan dari situs
web pemasok mereka. Item-item kemudian dibawa kembali kepada sistem
milik pembeli untuk pengiriman dan persetujuan dalam cara normal. Ketika
Punch Out telah berhasil diawali, pemasok tersebut dapat menyajikan
tampilan data yang disesuaikan, berdasarkan dengan sebuah kontrak
standar. Manfaat E-Procurement Internet
telah muncul sebagai media yang efektif dari segi biaya dan dapat
diandalkan untuk melakukan transaksi bisnis online. Semakin banyak
perusahaan yang mengadopsi media ini dalam melakukan pengadaan barang
mereka. Menurut Seth Miller dalam artikelnya (http://EzineArticles.com/?expert=Seth_Miller)
keuntungan utama e-procurement meliputi menghemat uang, waktu, dan
beban kerja tambahan yang normalnya berhubungan dengan pekerjaan
tulis-menulis. Proses pengadaan konvensional biasanya melibatkan banyak
pemrosesan kertas-kertas, yang mana menghabiskan sejumlah besar waktu
dan uang. Dalam beberapa contoh, biaya pemrosesan berkurang sebesar 85%. E-procurement
merupakan komponen besar dalam e-commerce B2B modern dan dapat
diterapkan pada spektrum luas industri dan pasar. Banyak perusahaan
telah menerapkan e-procurement dengan sukses, memperoleh keuntungan
hingga jutaan dolar AS. Pengalaman menunjukkan bahwa sebuah perusahaan
dapat menikmati pengembalian yang mencapai 300% dari investasi awal
dalam hanya tiga tahun. Jumlah keberhasilan yang meningkat menunjukkan
pertumbuhan pengakuan akan keuntungan e-procurement. Hal ini menandakan
sebuah optimisme terhadap otomatisasi meskipun dalam perlambatan ekonomi
dunia. Beberapa perusahaan telah mengadopsi otomatisasi pada semua
tahap dari proses suplai untuk memaksimalkan keuntungan e-procurement. E-procurement
terutama diterapkan pada pembelian barang-barang kecil dan tidak mahal
seperti perlengkapan kantor. Pendekatan tradisional masih disukai untuk
produk yang lebih mahal seperti permesinan industri kompleks. Meskipun
demikian, perusahaan-perusahaan secara meningkat mengakui manfaat
pengadaan bahan secara online. Pengadaan secara online membantu
organisasi-organisasi untuk merancang rencana yang optimal untuk
memanage rantai pasokan (supply chain). Keuntungan e-procurement tidak
hanya meliputi penghematan uang tetapi juga penyederhanaan keseluruhan
proses. Rencana-rencana yang optimal dapat dikomunikasikan dengan cepat
kepada pemasok-pemasok, oleh karena itu dapat mengurangi biaya dan
pemborosan yang biasanya terdapat dalam supply chain. Keuntungan
e-procurement meliputi pengurangan biaya overhead seperti pembelian
agen, juga peningkatan kendali inventori, dan keseluruhan peningkatan
siklus manufaktur. Sistem
e-procurement membantu perusahaan-perusahaan mengkonsolidasikan data
tentang pengadaan bermacam-macam barang baik secara langsung maupun
tidak langsung. Data ini memungkinkan mereka melakukan pembelian besar
dan bernegosiasi dengan para pemasok untuk diskon yang lebih besar.
Daripada sepuluh departemen independen berbeda, misalnya, membeli suatu
produk tertentu dalam jumlah kecil, suatu sistem pengadaan yang terpusat
dan terhubung dengan baik dalam organisasi akan membantu melacak
kebutuhan secara periodik untuk produk tersebut dan pemesanan pembelian
besar dapat disusun sesuai kebutuhan. Jika perusahaan dapat dengan mudah
menunjukkan kepada pemasok bahwa ada permintaan yang konsisten, hal itu
dapat mengatur pesanan pembelian. Lebih lanjut, dengan menghubungkan
seluruh pesanan untuk bagian-bagian tertentu dan suplai melalui rute
yang ditentukan, perusahaan pembeli dapat mengurangi jumlah transaksi
yang diperlukan untuk barang-barang tersebut. Singkatnya seperti yang disebut dalam http://www.icfaipress.org/Books/E-Procurement_overview.asp , nilai yang ditawarkan e-procurement meliputi :· Pengurangan biaya pengadaan
: Pengurangan dalam biaya, yang dapat berkisar 20-25%, dapat dicapai
melalui proses yang efisien seperti perluasan basis pemasok, negosiasi
harga yang lebih baik, dan pemendekan siklus pengadaan, sehingga
mengurangi inventori.· Pelacakan transaksi yang mudah dan pembayaran terotomatisasi : Meminimalkan beberapa biaya pasca pembelian, sehingga menjamin kepuasan pelanggan.· Kendali yang lebih baik :
Melalui sarana-sarana pelaporan dan analisis yang mudah dan efektif,
seseorang dapat meningkatkan efisiensi dalam pemeliharaan laporan,
memeriksa pembelian tidak terkendali, dan menciptakan integrasi data
yang utuh.· Otomatisasi tugas-tugas repetitif :
Jika beberapa pembelian yang dilakukan adalah teratur, sistem secara
otomatis menyetujui pembelian tersebut berdasarkan pada pembeli dan
jumlah yang diminta. Dalam paper E-Procurement Benefits (http://emarketplace.lgaq.asn.au/lgaq/resources/e-Marketplace/e-procurement%20Benefits.doc), disebutkan beberapa manfaat e-procurement yang meliputi :
- Penghapusan biaya administrasi.
Penerapan e-procurement
mengotomatisasi banyak proses administrasi dalam pembelian sehingga
menjadi proses yang tanpa tertulis (paperless). Pengadaan secara
tradisional dipandang sebagai pekerjaan penyampaian kertas dalam seluruh
perusahaan. Mengalihkan beban adminstrasi bagi staf dan mengotomatiskan
pekerjaan kunci menghemat waktu mereka dan lebih lanjut menghemat dana
dewan.Berikut adalah
contoh tabel dari laporan Warwick Business School yang menunjukkan
perbedaan biaya administrasi sistem pengadaan tradisional dengan
e-procurement. Biaya sistem manual digunakan sebagai indeks dasar
(=100).
Function |
Traditional Process |
E-procurement |
Requisition Generation |
66.76 |
29.2 |
Requisition Distribution |
7.36 |
0.0 |
Order Generation |
8.87 |
1.5 |
Order Distribution |
1.87 |
0.0 |
Expediting |
0.91 |
0.3 |
Goods Receipt |
3.83 |
1.5 |
Invoice Processing |
10.40 |
0.7 |
TOTAL |
100.0 |
33.2 |
- Pemotongan biaya pembelian.
E-procurement tidak secara
intrinsik mengurangi biaya pembelian, namun mendorong organisasi untuk
mencapai tujuan ini dengan cara berikut:· Dengan
mengenalkan sebuah sistem yang dapat digunakan dengan mudah oleh
orang-orang dan dengan senang menggunakannya, memungkinkan setiap orang
di organisasi menyesuaikan dengan aturan pemasok yang dipilih dan oleh
karena itu meningkatkan kemampuan membeli organisasi terhadap supplier
yang dipilih.· Ketika
bertransaksi dengan pemasok secara elektronik, pemasok-pemasok menjadi
lebih sering memberikan diskon karena biaya administrasi mereka lebih
rendah.· Dengan
mengurangi pembelian yang tidak terawasi oleh dewan, para pemasok dapat
menjadi lebih berkomitmen terhadap perjanjian-perjanjiannya karena
lebih terjamin untuk memperoleh bagian yang lebih besar dari pengeluaran
dewan.
- Pemotongan waktu siklus pembelian.
Dalam banyak dewan, waktu dari
pemesanan hingga pengiriman dapat berhari-hari atau berbulan-bulan,
membuat proses pengadaan menjadi kurang layak untuk kebutuhan-kebutuhan
yang harus dipesan secara cepat. Penundaan-penundaan sering disebabkan
oleh persyaratan-persyaratan tertulis yang harus ditangani
secara manual oleh satu atau lebih orang dan di mana budjet dan
komitmen-komitmen harus diperiksa sebelum pesanan keluar. Solusi
e-procurement dengan tingkat kemajuan pekerjaan menjadi sifat inti
mengefisienkan proses ini dan menghindari kemacetan (bottleneck) yang
umum terjadi dalam proses ini. Hal ini memungkinkan suatu permintaan
diperiksa secara otomatis terhadap setting-setting yang sudah ditetapkan
dan disetujui secara elektronik. Hal ini tidak hanya mempercepat proses
keseluruhan tetapi juga memberikan analisis lengkap atas siklus
pembelian sehingga staff pengadaan dapat mengenali kemacetan-kemacetan
umum dan menentukan apakah penundaan diakibatkan oleh sebab internal
atau eksternal. Singkatnya, e-procurement mendorong staf menyelesaikan
tugasnya dengan cepat tanpa mengorbankan kendali.Ketika
mencoba untuk menghitung manfaat bagi dewan dari segi pengurangan waktu
siklus pembelian, adalah penting bahwa banyak pembelian merupakan hal
kritis dan akan diuntungkan karena peningkatan efisiensi, keluar dari
sistem yang ada. Hal ini menjadi sulit untuk menghitung manfaat biaya
yang akurat.
- Kontrol manajemen yang lebih besar.
Karena semua data pengadaan
diproses melalui satu database terpusat dan secara otomatis
diintegrasikan ke dalam Financial Management Information System (FMIS),
e-procurement memungkinkan analisis yang relevan dan laporan manajemen
dapat dengan mudah dihasilkan. Di samping mempersenjatai profesional
pengadaan dengan informasi yang dibutuhkan untuk memanage dengan
efektif, e-procurement bertujuan mengurangi beban administratif yang
berarti bahwa mereka dapat memfokuskan pada pengambilan keputusan yang
lebih proaktif.
- Sesuai kebutuhan user (user compliance).
Memaksimalkan kecocokan dengan
kebutuhan, menjamin bahwa setiap orang hanya membeli dari pemasok yang
disetujui adalah hal penting bagi manajer pembelian, karena mempunyai
dua manfaat yaitu mendapatkan nilai terbaik dari persetujuan-persetujuan
dengan yang dipilih oleh perusahaan dan perusahaan-perusahaan dapat
meningkatkan persetujuan-persetujuan yang jauh lebih baik dengan para
pemasoknya. Dengan
proses pengadaan tradisional, permintaan tertulis sangat menghabiskan
waktu untuk menyelesaikan dan mudah mengalami penundaan-penundaan ketika
permintaan tersebut melalui proses persetujuan yang tidak membutuhkan
perhatian banyak pengguna. Mereka menemukan cara-cara lain untuk
membeli, apakah dengan menempatkan pesanan secara langsung kepada
pemasok atau menggunakan kartu kredit atau uang tunai. Hal ini dikenal
dengan pembelian yang tidak terawasi (“maverick purchasing” atau “rogue
spending”), walaupun bagi banyak pengguna yang sungguh mencoba membeli
sesuatu untuk menyelesaikan pekerjaan bukanlah “maverick” (tidak
terkendali, bebas), tetapi demi kepentingan organisasi. Ketika mereka
menggunakan sistem tradisional, mereka kadang harus melakukan panggilan
telepon kepada pemberi wewenang yang berbeda-beda atau kepada pembeli
untuk mempercepat transaksi.Berikut
adalah masalah yang muncul sebagai akibatnya. Pertama, nilai terbaik
tidak diperoleh. Pembeli yang tidak terawasi tidak dapat mengeluarkan
persyaratan-persyaratan seperti organsisasi yang karena jarang digunakan
oleh pemasok yang dipilih. Kedua, karena pembelian melampaui sistem
sehingga tidak dapat dianalisa dan oleh karena itu informasi manajemen
yang berarti sulit dihasilkan. Akhirnya, hal tersebut dapat memunculkan
masalah internal yang dapat dihindari.E-procurement
menyediakan pengguna suatu cara mengadakan barang yang umumnya lebih
cepat bahkan daripada metode yang bebas. Mereka dapat dengan cepat
menyelesaikan pesanan pada layar dengan interface yang user-friendly.
Mereka dapat melacak perkembangan pesanan mereka pada tahap manapun dari
rantai persetujuan dan dapat diinformasikan secara elektonik untuk
pengiriman barang dari pemasok.
- Pengurangan tingkat kesalahan pemesanan.
E-procurement secara dramatis
mengurangi kecenderungan kesalahan pengguna dalam proses pengadaan,
karena pesanan-pesanan dibuat dengan memilih item-item yang ada di
katalog dalam sistem. Transaksi elektronik disampaikan antara dewan
FMIS, e-marketplace, dan sistem pemasok tidak membutuhkan campur tangan
manusia. Hal ini mengurangi peluang pesanan diterjemahkan secara tidak
tepat, harga-harga tidak tepat, atau item-item dalam katalog sudah usang
dan tidak diproduksi lagi pada waktu pemesanan.
- Pekerja pengetahuan (knowledge workers).
Pendiri Microsoft, Bill Gates,
dalam bukunya Business @ the Speed of Thought (1999) menggambarkan efek
dari penempatan solusi e-procurement pada Microsoft. Di samping
penghematan sekitar 140 juta dolar per tahun, efek mendasar dari
penerapan tersebut adalah peralihan staf menjadi “knowledge workers”.
Istilah ini menggambarkan bagaimana staf tidak lagi terbebani dengan
pekerjaan-pekerjaan administratif seperti mengisi dan menyampaikan
form-form, karena semuanya dikomputerisasi dan staf-staf diberi
informasi untuk memanage pengadaan, daripada “di-manage olehnya”.Mengubah
staf menjadi knowledge workers menghasilkan produktivitas yang lebih
baik dari seluruh dewan. Hal ini tidak hanya berlaku bagi staf pembelian
tetapi bagi seluruh orang yang terlibat dalam proses pengadaan yaitu
penyusun pesanan, pemberi wewenang, manajer, staf keuangan, dan
lain-lain. Hal ini memungkinkan end-user untuk fokus sepenuhnya pada
tugas mereka sendiri dengan dukungan suaut sistem pengadaan yang
efektif, dan staf pengadaan dapat mengalihkan fokus mereka dari tugas
administratif yang seringnya tidak berarti ke strategi dan analisis
pengadaan. Pengadaan
oleh sebuah organisasi dapat digolongkan sebagai pengadaan MRO
(Maintenance, Repair, and Operating) dan pengadaan langsung. Pengadaan
MRO terdiri dari semua pembelian tidak langsung yang meliputi
perlengkapan kantor, suku cadang mesin, komputer dan asesorisnya, dan
dapat juga meliputi jasa seperti travel, kurir, dan sebagainya. Walaupun
hal ini menggambarkan hanya sebagian kecil persentase pengeluaran total
sebuah perusahaan, untuk perusahaan besar nilai itu bisa jadi besar.
Jumlah total pengadaan MRO bervariasi dari 10% untuk seluruh pengadaan
untuk organisasi bidang manufaktur hingga 60% untuk organisasi pelayanan
seperti bank dan konsultasi keuangan lainnya. Keuntungan menggabungkan
sebuah model e-procurement untuk MRO adalah bahwa proses-proses tersebut
lebih cepat dan oleh karena itu mengurangi ketergantungan. Untuk model
langsung, dalam melihat volume besar transaksi repetitif, keuntungannya
terletak pada integrasi solusi e-procurement dengan sistem perencanaan
produksi perusahaan dan manajemen inventori. Kebanyakan
sistem sisi penjualan menangani transaksi yang lebih sederhana seperti
suplai MRO. Sistem sisi penjualan memungkinkan penjual berinteraksi
dengan banyak customer sekaligus, organisasi customer mungkin harus
mengintegrasikan sistem mereka dengan banyak solusi tergantung jumlah
pemasok. Keuntungan menggunakan solusi ini, dibandingkan dengan yang
tradisional bagi sebuah organisasi customer yaitu dalam hal peningkatan
nilai customer melalui manajemen biaya/waktu yang efisien dan kemampuan
akses yang mudah. Sistem end-user pembelian berinteraksi dengan sistem
informasi internal seperti Enterprise Resource Planning (ERP)
memungkinkan sistem mengotomatisasi sebagian transaksi, sehingga
meningkatkan kecepatan penanganan transaksi serta mengurangi biaya
pemrosesan. Pemasok-pemasok
juga dapat memperoleh manfaat dari e-procurement. Mereka dapat
meniadakan katalog tercetak melalui Electronic Data Interchange (EDI)
dan e-mail. Manajemen inventori menjadi lebih mudah melalui peringatan
dan update otomatis, secara simultan memungkinkan pembeli memberitahu
pemasok-pemasok secara otomatis untuk pembayaran pasangan yang
diperbarui. Memanage akun-akun yang diterima juga menjadi lebih ringkas
bagi mereka.
Tujuan E-Procurement James E. deMin dari Infonet Service Corp. menyatakan bahwa tujuan dari e-procurement adalah sebagai berikut :· Untuk memperbaiki tingkat layanan kepada para pembeli, pemasok, dan pengguna.· Untuk mengembangkan sebuah pendekatan pengadaan yang lebih terintegrasi melalui rantai suplai perusahaan tersebut.· Untuk
meminimalkan biaya-biaya transaksi terkait pengadaan melalui
standarisasi, pengecilan, dan otomatisasi proses pengadaan di dalam dan
di mana yang sesuai dengan agensi-agensi dan sektor-sektor.· Untuk mendorong kompetisi antar pemasok sekaligus memelihara sumber pasokan yang dapat diandalkan.· Untuk mengoptimalkan tingkatan-tingkatan inventori melalui penerapan praktek pengadaan yang efisien.· Untuk mengefektifkan penggunaan sumber daya manusia dalam proses pengadaan.· Untuk
mengurangi pengeluaran putus kontrak dengan menggunakan teknologi untuk
meningkatkan kewaspadaan pengguna terhadap fasilitas-fasilitas kontrak
yang ada dan membuatnya lebih mudah untuk menentangnya.· Untuk
meningkatkan kemampuan membeli dengan menggunakan teknologi untuk
mendukung identifikasi peluang untuk penyatuan dan dengan memfasilitasi
penyatuan persyaratan pengguna di dalam dan melalui garis-garis bisnis.· Mengurangi
biaya-biaya transaksi dengan menggunakan teknologi untuk
mengotomatisasikan proses-proses, yang mana masih tercetak
(paper-based), dan untuk mengecilkan, dan menstandarisasi proses-proses
dan dokumentasi. Halangan Dalam Penerapan E-Procurement Walaupun
tren-tren yang ada positif, ada halangan dalam penerapan e-procurement.
Banyak bisnis kecil dan menengah lambat dalam pengadaan secara online,
karena batasan-batasan dalam mengintegrasikan platform pengadaan dengan
sistem yang sudah ada dan kurangnya standar data. E-procurement dalam
sektor B2C(Bussines-to-Consumer) juga lambat untuk diterima karena
jalur-jalur rantai suplai tidak sepenuhnya mendukung e-bisnis. Salah
satu halangan adalah tidak banyak pemasok yang memiliki perlengkapan
untuk berpartisispasi dalam sebuah proses e-procurement. Mereka harus
berinvestasi dalam pembuatan interface yang sesuai dan dalam beberapa
kasus customer enggan berpartisipasi. E-procurement
mempengaruhi setiap fungsi dalam perusahaan dan dapat berkembang
melampaui proses procurement saja. Hal ini dapat memperkenalkan pemasok
baru dan peran baru bagi pemasok yang ada seperti bank dan perusahaan
logistik. Dalam banyak kasus, prosendur pengendalian keuangan dan
kebijakan komitmen harus disesuaikan, di mana kegagalan terhadap hal ini
akan berpengaruh negatif pada pengembalian investasi. Beberapa dari masalah yang perlu diperhatikan oleh perusahaan-perusahaan yang ingin menerapkan solusi e-procurement yaitu :· Pemasok-pemasok yang mampu mendukung fitur elektronik.· Pencarian pemasok baru.· Kebutuhan akan kolaborasi yang kuat.· Kemampuan untuk menyampaikan.· Biaya transaksi.· Pada keadaan tertentu, ketersediaan content dan transparansi proses. Bagaimana Mengetahui Apakah E-Procurement Tepat Bagi PerusahaanPenerapan
e-procurement sering benar-benar memfasilitasi pembelian berbasis
katalog bahan-bahan tidak langsung seperti perlengkapan kantor.
Pengembalian investasi (Return on Investment, ROI) dari
penerapan-penerapan tersebut cukup baik. Penghematan pada perlengkapan
kantor dapat meningkatkan laba sejauh ini. Melangkah
melampaui tahap ini, yaitu ke bahan-bahan langsung, dan bermacam-macam
layanan yang dibeli sebuah perusahaan, seperti konsultasi, audit, atau
pemeliharaan gedung, adalah sulit. Jika sebuah perusahaan melakukan
pembelian besar-besaran bahan mentah penting yang strategis atau
komponennya, biasanya dalam perjanjian jutaan dolar. Perjanjian semacam
ini sering dinegosiasikan lebih dari berminggu-minggu dan
berbulan-bulan, mengatur suplai hingga setahun ke depan. Dalam
lingkungan seperti itu, e-procurement menambah nilai yang kecil. E-procurement
dapat memberikan lebih daripada harga yang lebih murah. Pengaruhnya
lainnya dari karakteristik hasil pengembangannya seperti produktivitas
yang lebih baik, peniadaan pembelian yang tidak terawasi, tidak
terencana, atau mendadak, dapat menghasilkan ROI yang lebih tinggi
daripada apa yang dapat dicapai dengan memperoleh harga yang lebih
murah. “Keuntungan
dari e-procurement bergantung pada perusahaan anda dan apa yang dibeli
perusahaan”, Scott Elliff, presiden Capital Consulting and Management,
menyimpulkan. Elliff mengatakan bahwa seorang CIO yang mengevalusai pro
dan kontra e-procurement mempertanyakan beberapa pertanyaan seperti :
- Apakah nilai dari pengeluaran tinggi atau rendah?
- Apakah produk atau komoditas dapat dipertukarkan atau tidak?
- Apakah banyak atau sedikit kompetisi?
- Seberapa efisien proses internal anda?
Daripada terburu-buru untuk
mengotomatisasi hanya demi pengotomatisasian, hal-hal di atas adalah
faktor yang membutuhkan pertimbangan. Mengukur Manfaat E-Procurement Dalam
artikel “Measuring E-Procurement Benefits” oleh David Eakin dibahas
bagaimana mengukur manfaat yang diperoleh oleh perusahaan yang memilih
menerapkan solusi e-procurement. Berikut adalah poin-poin ringkasan
pembahasan tersebut.
- Penggolongan Manfaat
- Hard benefits
(langsung dapat diukur) yang diperlukan untuk memberikan nilai tambah
bagi pemegang saham dan untuk memperoleh persetujuan, seperti
penghematan harga dan pengurangan biaya proses.
- Soft benefits
(manfaat tidak langsung) yang memberi pengaruh pada aliran kas mungkin
sulit untuk dihitung jumlahnya secara akurat. Misalnya yaitu, waktu
individual yang terbebas sebagai efek dari proses-proses yang lebih
efisien, tetapi cukup dapat menunjukan kemajuan.
- Intagibles
(aset yang bukan berwujud benda) yang bermanfaat tetapi tidak dapat
secara langsung dapat diukur dari segi finansial. Adalah penting untuk
tidak menganggap soft benefits yang dapat diukur sebagai intangibles,
karena mengakibatkan pengukuran menjadi lebih sulit. Intangibles
misalnya berupa :
o Perubahan
kultur/budaya : pengenalan strategic sourcing sebagai market
differentiator jangka panjang, perubahan sikap pengguna, dan kemudahan
penerapan proses internal kelas dunia.o E-platform : e-procurement sebagai langkah menuju struktur-struktur pemberi nilai tambah.o Persetujuan keuangan untuk semua pengeluaran : kemampuan untuk menjamin bahwa semua pengeluaran memenuhi standar organisasi.o Kemampuan menilai performa pemasok yang tinggi : feedback yang “live” dari pengguna kepada pembeli.
- Definisi Manfaat (Penentu-penentu penghematan/savings drivers)
· Manfaat yang berhubungan dengan transaksi· Manfaat yang berhubungan dengan kesesuaian terhadap kebutuhan· Manfaat bagi manajemen informasi· Manfaat yang berhubungan dengan harga· Manfaat yang berhubungan dengan pembayaran
- Proses Mengukur Manfaat E-Procurement
Setelah penentu-penentu kunci
penghematan telah dikenali dan lingkup pengeluaran pengadaan yang
diterapkan disetujui, sebuah proses pengukuran perlu dibentuk untuk
mengambil kunci pengukuran. Hal ini meliputi :· Tujuan melacak manfaat atau penentunya.· Penetapan dasar untuk melacak manfaat atau penentunya.· Pengaruh tangible (hard dan soft benefits) pada masing-masing penentu.· Proses yang mana dapat diperoleh datanya.· Frekuensi dari bagaimana pengukuran ini dilakukan.· Ukuran-ukuran manfaat.· Risiko-risiko yang berhubungan dengan pengukuran tersebut.
- Sarana Mengukur Manfaat E-Procurement
· Database dan form-form realisasi manfaat.Dalam
rangka merekam dan mengawasi secara sentral penghematan yang dihasilkan
melalui e-procurement, suatu proses penangkapan penghematan perlu
dibentuk. Sebagian dari penghematan-penghematan ini dapat dihubungkan
dengan bisnis sebagai aktivitas biasa dan sebagian lain untuk
e-procurement. Infomasi ini harus dikumpulkan, divalidasi, direkam
secara terpusat pada database, dan dilaporkan secara periodik. Perlu ada
suatu petunjuk jelas bagaimana penghematan-penghematan ini akan
ditambahkan. Ada risiko bila penghematan-penghematan seperti itu hanya
dicatat, penghematan-penghematan tersebut tidak pernah diolah
sesungguhnya menjadi manfaat finansial yang berupa barang yang nyata.· Analisis pengeluaran.Sarana
analisis pengeluaran memungkinkan pengguna untuk mengolah data
pengeluaran untuk menyajikan informasi yang bermanfaat. Secara
tradisional, data seperti itu diperoleh dari informasi dalam ERP atau
fungsi-fungsi akun yang dapat dibayar. Kualitas data yang melekat dalam
transaksi-transaksi e-procurement memungkinkan profesional pengadaan
untuk mengakses data ini secara langsung melalui portal mandiri.· E-intelligence.E-intelligence
adalah sebuah istilah kolektif untuk sumber-sumber informasi yang
dikumpulkan untuk membantu profesional pengadaan dengan mencari
informasi yang diperlukan. E-intelligence akan menggabungkan intelijensi
pemasok, masukkan berita, database kontrak, survei penjual, survei
kepuasan konsumen, dan data transaksi seperti jumlah retur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar