Catching Fire

Kamis, 31 Januari 2013

Kehadiran Balloteli berkah atau masalah ???

Kehadiran Mario Balotelli dari Manchester City ke AC Milan menjadi berkah, tapi juga bisa sekaligus beban buat Pelatih Massimiliano Allegri dan klub. Sebelum ada kesepakatan antara kedua klub, Allegri sudah menyatakan dua hal itu.

Baik City maupun Milan sudah sepakat soal transfer Balotelli. Milan harus membayar 17 juta pounds (sekitar Rp 259,2 miliar) untuk mendapatkan striker bengal itu. Balotelli dijadwalkan akan tiba di Milan, Rabu (30/1/2013) untuk menjalani tes kesehatan. Jika lolos, maka ia akan dikontrak sampai 2017.

Sebelumnya, kabar transfer Balotelli ke Milan ini sempat simpang siur. Bahkan, Pelatih Massimiliano Allegri mengaku tak tahu pasti.

Senin (28/1/2013), ketika ditanya kemungkinan Balotelli pindah ke Milan, Allegri menjawab, "Balotelli? Saya tak akan memikirkan tentang dirinya, karena dia pemain Manchester City."

Lalu, Allegri menegaskan, "Jika ia datang, maka saya harus berpikir bagaimana melakukan pendekatan kepadanya. Tentu, saya tak akan menolak dia. Kami sedang membangun grup yang disiplin dan bagus. Itu sangat penting di Liga Serie-A yang sulit ini."

Sudah jelas Alleggri sudah pasang kuda-kuda. Ia sangat menginginkan kedisiplinan di timnya. Bahkan, si bengal Antonio Cassano pun juga harus bersikap sama saat masih memperkuat I Rossoneri. Demikian juga buat Balotelli.

Cuma, di sisi lain Allegri juga menunjukkan bahwa dirinya belum tahu persis bagaimana mengelola Balotelli. Di satu sisi dia pemain berbakat. Tapi, di sisi lain dia sangat bengal dan sering sulit diatur.

Bisa dimaklumi jika Allegri merasa mendapat beban berat. Sebab, reputasi Balotelli sudah cukup sebagai bukti. Apalagi, dia kurang kenal Balotelli dengan baik. Jose Mourinho yang juga terkenal disiplin pun kesulitan mengatasinya saat melatih Inter Milan dan Balotelli masih di klub itu. Bahkan, Mourinho menyebut Balotelli sebagai pemain yang "tak bisa diatur".

Lalu, ia pun mengikuti Roberto Mancini di Manchester City. Mancini yang mengenal Balotelli sejak masih kecil, semula optimistis bisa mengaturnya. Namun, ternyata dia juga kesulitan. Balotelli tetap saja sering membuat masalah di City, juga terhadap Mancini. Bahkan, Mancini pernah nyaris memukulnya, karena geram terhadap sikap Balotelli yang keterlaluan dalam latihan. Sering juga balotelli mengumpat-umpat jika diganti oleh Mancini. Atau, ia juga sering membuat masalah dalam kehidupan pribadinya yang berimbas ke klub.

Lalu, bagaimana dengan Allegri? Itu pula yang tampaknya menjadi pekerjaan rumah berat buat Allegri. Ia ahrus mengoptimalkan kemampuan dan bakatnya, sekaligus mengubah perangai dan tabiatnya agar lebih profesional dan disiplin.

Mampukah Allegri? Setidaknya ada peluang Balotelli berubah dan lebih bisa diatur. Sebab, sejak kecil dia sangat mencintai AC Milan. Kekuatan cinta itu mungkin yang diharapkan manajemen Milan yang akan mampu mengubah Balotelli. Sebab, cinta selalu diiringi rasa takut kehilangan. Rasa takut itu bisa mengubah Balotelli untuk lebih dewasa dan disiplin. Apalagi, kariernya bisa hancur jika dia tak mengubah dirinya.

Beberapa pelatih sudah menyatakan tak sanggup jika timnya ada Balotelli. Terakhir, Manajer Queens Park Rangers, Harry Redknapp mengatakan, "Saya tak akan bisa memiliki pemain seperti Balotelli. Jika ia di tim saya, maka saya akan segera menjualnya."

Bagi Milan, jelas Balotelli penuh harapan. Apalagi, duetnya bersama Stephan El Shaarawy di timnas Italia sudah terbukti padu. El Shaarawy sendiri merasa senang dan merindukan duet bersama Balotelli. Karena harapan pula Milan berusaha membelinya.

Terlalu sayang, memang, bakat sebesar Balotelli jika harus rusak hanya karena perangainya yang liar. Sudah saatnya ia berubah. Bersama Milan, klub yang ia cintai, adalah tempat dan waktu yang tepat untuk berubah menjadi lebih profesional dan disiplin agar dunia melihat Balotelli yang berbeda dan akan lebih sering menebar cerita indah di lapangan daripada kisah-kisah liar.

Benvenuto, Balotelli!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar